Self Talk and Positive Words

December 20, 2018 Share this article

Pernah nggak sih ngerasa semua hal nggak berjalan sebagaimana mestinya? Rasanya kayak pengen pergi jauh aja. Stress yang numpuk, kerjaan yang nggak jelas junturungannya, dan yang akhirnya bisa aku simpulin. Too much negative words yang diberikan beberapa orang.

Cuma kata. Tapi ternyata bisa membuat orang begitu down. Makanya nggak heran ada yang bisa sampai suicide karena di-bully. Words matter. 

The Power of Self Talk

Pernah gak sih ngomong sama diri sendiri? Entah cuma dalam hati doang atau literally ngomong gitu? That’s what we called ‘self talk’. Situasi dimana kamu ngomong sama diri sendiri. Entah positif atau negatif, atau keduanya.

Untuk beberapa orang, self talk nya malah lebih condong ke arah negative. Misalnya “wah gue gak bakal bisa nih dapet kerjaan ini” atau “wah kayaknya doi udah out of my league deh”. Pernah kan? Negative self talk sebenernya sangat wajar, natural banget.

Tapi kalau kebanyakan negative self talk dan didukung lingkungan yang kasih negative words juga? Dijamin, hal negative yang cuma jadi pikiran itu malah kejadian. You are what you think.

Rasanya kayak kalah sebelum bertanding. Belum melakukan apa-apa udah depresi. Overthinking? Sort of. Dan parahnya ketika udah tau overthinking, kamu tetap diberikan sugesti negative. Gimana negative things nggak happen coba?

Coba dibalikin kalau itu semua casenya jadi positive things. Bayangkan berapa hal positive yang bisa kita lakukan. Bayangkan kalau self talk kita positif semua. Nggak mungkin kan masih depresi.

Jadi setelah menenangkan diri, ada beberapa hal yang kini aku lakukan untuk melawan hal-hal negative itu.

Stop Making An Assumption

Kalau aku amati, negative self talk bisa jadi terjadi karena asumsi yang kita buat sendiri. Kalau dalam Islam bisa disebut suudzon gitu… Makanya lebih baik melakukan konfirmasi. Walaupun beberapa kali aku ngerasa kayak, “ah masa gitu doang nanya” atau “dari gesture dan nada suara pasti begini nih maksudnya” atau asumsi-asumsi lain. Tapi mulai sekarang lagi mencoba nih buat mengurangi asumsi-asumsi negative. Mending straight forward nanya aja dan bilang apa yang kita inginkan.

Challenge Your Negative Self Talk

Nah ini juga lagi sering aku lakukan. Ternyata hal ini termasuk cognitive behavioral theraphy lho! Ketika ada pikiran negatif yang kalian omongkan ke diri sendiri, langsung challenge pikiran negative itu dengan hal yang lebih positif.

Contohnya, pas interview kerja. Mikir “wadaw jangan-jangan aku nggak bisa ketrima kerja nih, saingannya susah, pengalamanku cuma gini doang”. Nah self talk macem gitu bisa di-challenge dengan “kalau valueku rendah gak mungkin dong aku bisa sampai dipanggil interview, pasti aku udah meet criteria”.

Dengan men-challenge pikiran negative, kita jadi lebih semangat buat melakukan sesuatu. Lebih pede juga dalam bertindak. Tapi jangan sampai over pede. Sesuaikan dengan kondisi juga.

Just Be Kind To Yourself

Nggak ada lagi yang bisa super kind sama diri kita selain kita sendiri. Kalau kita aja udah “gak baik” sama diri sendiri, gimana bisa berharap orang lain bakal “baik” ke kita?

Saat kita underpressure, apapun yang kita pikirkan akan ngaruh banget sama apa yang akan kita lakukan. Jadi jangan gegabah untuk mengatakan dan melakukan sesuatu. Ubah pikiran kita jadi positif dulu sebelum bertindak. Kalau kamu bisa ngomong baik-baik sama temen deket, kenapa sama diri sendiri nggak?

Anggap dirimu adalah sahabat paling berharga dan mulai nasehati diri sendiri dengan hal-hal positif. Selalu challenge negative self talk yang ada dalam pikiranmu. Dengan latihan terus menerus, lama-lama akan terbiasa dengan positive self talk dan bakal ngaruh juga ketindakan kita.

Buang jauh-jauh deh setiap kalimat negatif yang diomongin orang lain, just be kind to yourself!

0

Like what you read?
Share this with a friend

Also Read: